MANTASA NEWS – Manusia tidak henti-hentinya menghasilkan sampah setiap harinya. Jumlah ini terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Tidak hanya dirumah, bahkan disekolah pun banyak kita jumpai sampah dimana-mana. Oleh karena itu kita sebagai generasi muda dituntut untuk mampu berfikir kreatif untuk mengolah sampah menjadi berkah. Dimulai dari sekolah yang diharapkan mampu diimplementasikan di masyarakat. Seperti yang dilakukan siswa-siswi MAN Tulungagung 1.
Sebagai sekolah menuju Adiwiyata, MANTASA GREEN sebutan MAN Tulungagung ini terus mengadakan kegiatan bersifat ramah lingkungan. Sekolah dengan dominasi warna hijau ini memiliki sebuah BANK SAMPAH yang aktif dalam mengolah sampah. Konsep Bank Sampah ini sebenarnya sangat sederhana, namun memerlukan tanggungjawab dan kesadaran dari anggota sekolah. Setiap kelas hanya memilah sampah yang diklasifikasikan menjadi plastik dan kertas. Dari hasil pemilahan tersebut kemudian disetorkan ke Bank Sampah. Kemudian Petugas Bank Sampah yang merupakan Tim TTG MANTASA GREEN menimbang sampah tersebut dan dicatat dalam buku tabungan pada kelas masing-masing. Setiap harinya berat sampah akan diakumulasi, jika sudah mencapai berat minimal 1 kg dapat dicairkan dengan uang seharga sampah tersebut. Uang hasil penjualan sampah dapat dijadikan kas kelas tersebut.
Sampah hasil setoran perkelas tidak dibiarkan begitu saja di Bank Sampah. Tim TTG MANTASA GREEN mampu mengolah sampah tersebut menjadi suatu barang yang mempunyai nilai jual. Hasilnya dapat dijadikan sebagai biaya study banding ke universitas-universitas. Kunjungan tersebut diharapkan menambah wawasan kepada siswa-siswi untuk lebih kreatif lagi dalam mengolah sampah. Penulis berharap di sekolah-sekolah lain ada Bank Sampah seperti halnya di MAN Tulungagung 1 atau mungkin lebih baik lagi dalam sistemnya. Sudah saatnya sebagai generasi muda, kita mampu mengolah sampah jadi berkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar